
Oleh : Wiwit Hasanudin
KETIKA ranah minang digemparkan dengan gempa yang meluluh lantakkan bangunan-bangunan megah nan kokoh, semua orang terhenyak, bahkan tak jarang sebagian dari mereka tak sempat lagi meneriakkan kata minta tolong, yang ada saat itu hanya teriakan-teriakan histeris yang muncul dari setiap manusia yang saat itu sedang menikmati seluit senja yang ada ditanah malin kundang.
Sesaat setelah kejadian nan dahsyat banyak komentar dari pakar-pakar disiplin ilmu yang secara tiba-tiba muncul bak jamur dimusim penghujan, ada yang mengganggap itu adalah hukuman, ada yang mengganggap sebuah proses alam, namun tak jarang juga yang menganggap itu adalah sebuah ujian. Ujian sebuah kata yang sangat singkat namun bila dijabarkan mengandung arti yang sangatlah luas.
Memang setiap saat manusia diuji dengan berbagai macam ujian, adapun rupa dari sebuah ujian terkadang berupa musibah ataupun bencana, namun tak jarang ujian yang diberikan dirupakan dengan sebuah kenikmatan.
Ujian yang berupa musibah atau bencana terkadang membawa kita pada suatu titik yang mengahantarkan kita kepada suatu penghayatan tentang hakikat kehidupan, namun ketika manusia diuji dengan sebuah kenikmatan yang berupa jabatan, kedudukan, harta maupun kenikmatan yang lainnya maka banyak dari sebagian manusia yang terlena bahkan banyak dari sebagian manusia yang tergelincir kedalam kenistaan.
Seperti dalam firman Allah SWT tentang Qorun, salah satu kaum sekaligus kerabat Nabi Musa AS yang karena kekayaannya Qorun menjadi durhaka kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur'an disebutkan " Sesungguhnya Qorun adalah termasuk kaum Musa maka ia berlaku aniaya terhadap mereka dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-nya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat". Demikianlah gambaran sebuah ujian yang berupa kenikmatan, semoga mereka yang diuji dengan sebuah bencana dapat memaknainya dengan hati yang bersih, sedangkan bagi mereka yang diuji dengan kenikmatan yang berupa jabatan dapat lebih memaknai arti sebuah ujian. Mari kita renungkan!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar